Apa yang dimaksud dengan tokenized stock?

Tradisional pasar untuk instrumen keuangan, termasuk saham, diatur oleh banyak institusi, tergantung pada negara tempat perusahaan berada. Blockchain adalah tiket menuju ruang di yang Peraturan seharusnya memberi jalan bagi kebebasan dan anonimitas (yang coba dipengaruhi oleh institusi pemerintah). Saham yang diberi token menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia. Cari tahu apa itu dan bagaimana cara kerjanya dalam artikel ini!

Mari kita lihat lebih dekat pada saham-saham yang ditokenisasi

Proses mengubah saham atau kepemilikan aset lainnya menjadi token digital pada blockchain disebut sebagai tokenisasi. Token ini dapat mewakili kepemilikan fraksional dari aset yang mendasarinya dan dapat diperdagangkan pada aset digital bertukar. Token diterbitkan pada blockchain berdasarkan saham yang disimpan oleh penyimpan. Harga setiap token dikaitkan dengan nilai saham. Saham token dirancang untuk memudahkan investor membeli dan menjual saham di sebuah perusahaan sekaligus meningkatkan likuiditas pasar saham.

Saham yang ditokenisasi vs ekuitas yang ditokenisasi

Mari kita pahami perbedaan antara saham token dan ekuitas token.

Proses mengubah kepemilikan saham atau aset keuangan lainnya menjadi token digital pada blockchain disebut sebagai tokenized stock dan tokenized equity. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa tokenized stock biasanya mengacu pada konversi saham yang diperdagangkan secara publik. Sebaliknya, ekuitas tokenized dapat merujuk pada setiap saham kepemilikan di sebuah perusahaan, termasuk ekuitas swasta.

Ekuitas yang ditokenisasi dapat mengacu pada saham di perusahaan swasta atau jenis tertentu investasi kendaraan, seperti dana investasi real estat (DIRE) atau dana ekuitas swasta. Aset-aset ini tidak diperdagangkan secara publik, dan kepemilikannya biasanya terbatas pada sejumlah kecil investor yang terakreditasi. Tokenisasi aset-aset ini memungkinkannya untuk diperdagangkan di bursa aset digital, membuatnya lebih mudah diakses oleh investor yang lebih luas.

Secara keseluruhan, baik tokenized stock maupun tokenized equity berupaya meningkatkan likuiditas, memberikan kepemilikan fraksional, dan memudahkan investor untuk membeli dan menjual saham di sebuah perusahaan; namun, tokenized equity mungkin lebih kompleks dan tunduk pada peraturan yang lebih ketat, sedangkan tokenized stock diperdagangkan secara publik.

Keuntungan dari saham yang ditokenisasi: 

Peningkatan likuiditas: saham yang diberi token dapat diperdagangkan di bursa aset digital, memungkinkan lebih sering membeli dan penjualan dan harga yang lebih baik bagi investor.

Hambatan yang lebih rendah untuk masuk: saham tokenized dapat dibeli dan diperdagangkan menggunakan dompet digitalmenghilangkan kebutuhan akan akun pialang tradisional dan berpotensi menurunkan biaya investor dan hambatan untuk masuk.

Transparansi: Saham yang ditokenisasi dapat dilacak di blockchain, memberikan transparansi dan keabadian.

Kepemilikan fraksional: Saham yang ditokenisasi dapat dibagi menjadi unit-unit yang lebih kecil, sehingga investor dapat membeli saham yang lebih kecil dari sebuah perusahaan dan membuatnya lebih mudah diakses oleh lebih banyak investor.

Penyelesaian lebih cepat: Saham yang ditokenisasi dapat diselesaikan lebih cepat daripada saham tradisional karena prosesnya diotomatisasi oleh kontrak pintar.

Perdagangan 24/7: bursa digital bekerja 24/7, yang memungkinkan investor untuk berdagang kapan pun mereka mau.

Kontrak pintar: Teknologi kontrak pintar dapat digunakan untuk mengotomatiskan transfer kepemilikan dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dengan saham yang diberi token.

Kerugian dari saham yang ditokenisasi:

Peraturan: Saham token masih relatif baru, dan pengawasan serta kepatuhan terhadap peraturan masih belum pasti. Hal ini dapat menimbulkan risiko bagi investor dan membatasi ketersediaan saham token di yurisdiksi tertentu.

Kurangnya perlindungan investor: Saham tradisional memiliki beberapa mekanisme untuk melindungi investor, seperti pengawasan regulasi dan asuransi simpanan. Saham token tidak memberikan tingkat perlindungan yang sama, sehingga investor harus lebih berhati-hati saat berinvestasi.

Risiko keamanan: Saham yang ditokenisasi disimpan di dompet digital, yang rentan terhadap peretasan dan bentuk penipuan lainnya. Investor harus mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk melindungi aset digital mereka, seperti menggunakan perangkat keras dompet dan melindungi kunci pribadi mereka.

Risiko likuiditas: saham tokenized mungkin tidak selikuid saham tradisional, terutama jika tidak diperdagangkan di bursa yang besar dan mapan pertukaran. Hal ini menyulitkan investor untuk membeli atau menjual saham mereka dengan harga yang wajar.

Volatilitas: Saham token, seperti saham tradisional, dapat menghadapi fluktuasi harga yang signifikan. Hal ini dapat meningkatkan tingkat risiko bagi investor.

Kompleksitas: memahami teknologi di balik saham token dan cara memperdagangkannya bisa jadi rumit, terutama bagi investor yang tidak terbiasa dengan aset digital.

Ringkasan

Tokenisasi aset adalah fenomena yang relatif baru yang muncul dalam beberapa tahun terakhir. Penting untuk diingat bahwa beberapa bursa tidak benar-benar memperdagangkan saham yang ditokenisasi, melainkan "aset sintetis" atau "synths", yang merupakan aset yang terlihat seperti aset lain tetapi tidak terkait langsung dengan aset tersebut. Tidak jarang saham yang ditokenisasi hanya dimiliki oleh beberapa dompet mata uang kripto, sehingga menimbulkan risiko terhadap likuiditas aset. Di sisi lain, saham token adalah konsep menarik yang mungkin akan diadopsi oleh lebih banyak bisnis di masa depan. Ini adalah cara yang menarik untuk meningkatkan modal sekaligus menyeimbangkan dua dunia: perdagangan tradisional dan terdesentralisasi.

Apakah Anda ingin melacak saham yang diberi token? harga hidup? Lihat API Coinpaprika 👉 https://coinpaprika.com/api/

Tinggalkan Balasan